Laman

Saturday, October 27, 2012

Ide Dan Konsep Seorang Praktisi

Ide atau gagasan seorang Praktisi yang memiliki Kompetensi dibidang tertentu terkadang akan dianggap gila oleh orang yang berbeda komptensi namun terkadang sesama praktisi yang satu komptensi Ide atau Gagasan Baru dianggap sesuatu yang Gila.

Semua Ide atau gagasan tidak dianggap Gila bila telah disusun dalam sebuah Konsep baik tertulis ataupun hanya sebuah skema gambar biasa. Konsep yang disusun dan direncanakan untuk melakukan proses pembuktian dan mewujudkan Ide atau gagasan tersebut.

Ide atau gagasan seorang Praktisi biasanya lahir pada saat terjadi permasalahan pada sistem yang dibangun. Inilah yang membuat pengetahuan seorang praktisi yang kompeten akan terus bertambah , pengetahuan yang didapat dari sebuah kesalahan yang terjadi pada sebuah sistem akan di pelajari dan selanjutnya dicarikan jalan keluarnya melalui sebuah ide atau gagasan.

Sayangnya Praktisi di Indonesia harus terbentur oleh serba "kekurangan" didalam proses pembuktian dan perwujudan ide atau gagasan tersebut. Masih kurangnya para Investor yang mau memberikan bantuannya untuk sebuah studi kelayakan terhadap Ide atau gagasan ini terkadang menghentikan pola pikir Praktisi yang terkadang sulit diterka apa yang dimaksud dari Ide atau gagasannya itu.

Masih takutnya para Investor yang memberikan investasinya pada sebuah penelitian para praktisi membuat Indonesia akan tetap menjadi negara  konsumen tidak mampu bergerak menjadi sebuah negara produsen. Ketakutan investor dikarenakan ketakutan akan kegagalan sebuah penelitian yang akan menerapkan ide atau gagasan seorang praktisi. Investor hanya akan bergerak pada saat semua ide dan gagasan seorang praktisi itu telah terbukti. Padahal mereka tidak mengetahui atau pura-pura tidak bila Praktisi ketika membuktikan dan mewujudkan ide ata gagasan harus mengeluarkan biaya cukup besar. Yang sudah jelas menggunakan biaya milik Praktisi.

Kalau sudah terbukti mana ada Praktisi yang mau menjual Semuanya itu kepada investor yang hanya akan mengambil keuntungan semata. karena itu semua adalah hak intelektual yang memiliki nilai yang cukup mahal.

Inilah yang menyebabkan keterlambatan Indonesia dibidang dunia IT , dan lebih parahnya lagi pengakuan Ide atau Gagasan dianggap sesuatu yang biasa saja dan tidak ada harganga ketika ide atau gagasan itu muncul pertama kali.

Para penguasa akan ribut dan memperebutkan itu semuanya bila Ide dan Gagasan yang   lahir dari para Praktisi Sudah terbukti, berbondong mereka mulai mengakuinya . Dan dengan gaya manis dan mengatasnamakan "Tenaga Ahli" mereka sedikit demi sedikit mendekati pembuat ide dan

No comments:

Post a Comment